Selasa, 06 Januari 2015

Vew Tahun Baru



Bukankah menyembahnya diibaratkan Rasulmu seperti aliran sungai yang lewat tepat depan rumahmu  ? Bila ada lima kali shalat berarti lima kali pula dirimu mandi didalamnya..Apakah dengan jumlah sebanyak itu hatimu masih belum bersih ?
Hatiku...Ini pasti bukan tentang airnya tetapi tentang caramu mandi.
Untuk itulah hatiku...Perbaikilah caramu shalat agar hatimu merasakan sentuhan keindahan-Nya..

Wahai Diriku......Bagaimana dengan mu??.... Apakah kau masih sibuk dengan impian~impian dunia dan melalaikan bekalmu... apakah waktumu hanya engkau habiskan untuk membangun kebesaran dunia saja.. Jika hanya itu saja yang menjadi tujuanmu, maka sungguh betapa sederhananya dan singkatnya cita-citamu itu.
Mengapa masih bertanya tentang kesejenakkan dunia, Tidak cukupkah penjelasan Rabb-mu tentang dunia yang hanyalah permainan dan senda guru belaka?
Tidak cukupkah bagimu penjelasan-Nya tentang waktu di dunia hanyalah satu kedipan mata jika harus disandingkan dengan hari keabadian itu? Sungguh, kesejenakan ini juga PASTI akan berakhir

Senin, 10 Agustus 2009

si bolang





Danau kalimutu bro





keluargaku

Kehidupan

Siklus....
setiap
pagi, seekor rusa bangun. Ia tahu bahwa ia harus lari lebih cepat daripada singa. Kalau tidak, ia akan dimakan singa.

Setiap pagi, seekor singa bangun. Ia tahu bahwa ia harus lari lebih cepat daripada rusa. Kalau tidak, ia akan mati kelaparan.


Tidak menjadi soal apakah anda seekor singa ataukah seekor rusa. Begitu matahari terbit, sebaiknya anda berlari!


Jangan lewatkan waktu sedetik pun, cepatlah berlari menjemput impian anda! Berusaha adalah mengambil resiko. Tapi resiko harus dihadapi karena bahaya terbesar dalam hidup ini adalah tidak mengambil resiko sama sekali.


Orang yang tidak berani menghadapi resiko, tidak akan melakukan apa-apa, tidak punya apa-apa dan bukan siapa-siapa. Mereka mungkin saja menghindari penderitaan dan kesengsaraan. Tapi mereka tidak bisa belajar, merasakan, mengubah, tumbuh, mencintai atau hidup.


Dalam keadaan terikat oleh kepastian, mereka telah mengekang kebebasan mereka sendiri. Hanya orang yang berani mengambil resiko adalah orang yang bebas.



Renungan:


Seumpama kita mempunyai sepotong kue,dan kita tawarkan ke orang,maka jelas rejeki kita yang tadi akan berbagi menjadi milik orang lain,karena telah berbagi dua,tiga ataupun lebih.


Ajaib memang kalau kita bicara soal rejeki, karena permasalahan ini langsung diatur olehNya, untuk setiap insan manusia. Bukan karena Allah memilih-milih siapa hambaNya yang layak diberikan rejeki yang banyak, tapi lebih karena Allah tahu akan kemampuan hambaNya dalam mengelola rejeki tersebut.


Agar hati tidak termakan oleh dunia dan akal tidak dikuasai oleh nafsu, Alloh menegaskan dalam banyak ayat bahwa rejeki adalah berasal dari-Nya. Berbagai ungkapan ayat yang menunjukkan hal ini sudah semestinya mengingatkan manusia dari perilaku sombong seperti Qarun.

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi, melainkan Allohlah yang akan memberi rejekinya” -Hud:6-

“Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Alloh) sebagian dari rejeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafaat. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim” -Al Baqoroh:254-

Renungan

Renungan

Adalah mudah untuk bersenang hati
Ketika hidup kita mengalir seperti sebuah lagu
Tetapi yang patut dihargai adalah mereka yang bisa tersenyum,
Walaupun semuanya berjalan salah
Karena ujian hati adalah kesulitan,
Dan ini selalu datang sepanjang masa kehidupan.
Dan senyuman yang patut diberi pujian
Adalah senyuman yang bersinar melalui mengalirnya air mata"*

Kesulitan tidak pernah memandang umur. Entah berumur 7, 17, atau 70 tahun, kita dapat memastikan
datangnya saat-saat mendung dalam kehidupan kita.


Sejak usia dini anak perlu diajari bahwa setiap orang pernah mengalami hari-hari sulit dan kegagalan, tetapi bukan tanpa tujuan. Kegagalan dan kesulitan bisa membawa mereka ke gerbang kesuksesan.

Kegagalan perlu dipandang sebagai batu loncatan, bukan sebagai lampu merah tanda berhenti. Thomas Alva Edison yang menciptakan lampu pijar, atau Henry Ford si pencipta mobil, bisa begitu sukses melalui kegagalan berkali-kali dan sikap pantang menyerah untuk terus mencoba.

Memotivasi anak untuk tetap melihat kesuksesan dan kegagalan dalam perspektif yang benar memang bukan hal mudah. Terkadang sebagai orang tua atau guru, kita sering mengkritik bahkan menghukum anak didik yang gagal meraih prestasi yang diharapkan, walau hal tersebut dilandasi niat baik.
Padahal masa kanak-kanak dan remaja adalah masa-masa penting untuk membangun rasa percaya diri. Kepercayaan diri mereka masih rapuh, dan kalau kita sering mengritik dan menghujat kegagalannya, rasa percaya diri mereka akan hancur berantakan.

Seorang bayi tidak tahu bagaimana harus berjalan, tetapi ia akan terus belajar dengan proses yang begitu sulit; jatuh berkali-kali, tangisan, mungkin benjolan di kepala. Tetapi tidak ada seorang pun yang mengkritik dan menyalahinya, apalagi menghujatnya. Yang ada hanyalah empati, pelukan dan
ungkapan sayang ketika ia menangis karena terjatuh, serta tepukan tangan ketika ia bisa melangkah.

KECEWA DALAM HIDUP

KECEWA DALAM HIDUP

Assalamualaikum. semoga ada manfaatnya kepada kita semua..

KITA BERTANYA : KENAPA AKU DIUJI?

QURAN MENJAWAB "Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan; "Kami telah beriman," ("I am full of faith to Allah") sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji org2 yg sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah me...ngetahui org2 yg benar dan, sesungguhnya Dia mengetahui org2 yg dusta." -Surah Al-Ankabut ayat 2-3

KITA BERTANYA : KENAPA AKU TAK DAPAT APA YG AKU IDAM-IDAMKAN?

QURAN MENJAWAB "Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." – Surah Al-Baqarah ayat 216

KITA BERTANYA : KENAPA UJIAN SEBERAT INI?

QURAN MENJAWAB "Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya. " – Surah Al-Baqarah ayat 286

KITA BERTANYA : KENAPA RASA FRUSTASI?

QURAN MENJAWAB "Jgnlah kamu bersikap lemah, dan jgnlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah org2 yg paling tinggi darjatnya, jika kamu org2 yg beriman." – Surah Al-Imran ayat 139

KITA BERTANYA : BAGAIMANA HARUS AKU MENGHADAPINYA?

QURAN MENJAWAB "Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu (menghadapi segala kesukaran dalam mengerjakan perkara-perkara yang berkebajikan) , dan kuatkanlah kesabaran kamu lebih daripada kesabaran musuh, di medan perjuangan), dan bersedialah (dengan kekuatan pertahanan di daerah-daerah sempadan) serta bertaqwalah (be fearfull of Allah The Almighty) kamu kepada Allah supaya, kamu berjaya (mencapai kemenangan). "
- Surah Ali-Imran ayat 200

KITA BERTANYA : BAGAIMANA HARUS AKU MENGHADAPINYA?

QURAN MENJAWAB "Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang; dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk" – Surah Al-Baqarah ayat 45

KITA BERTANYA : APA YANG AKU DAPAT DRPD SEMUA INI?

QURAN MENJAWAB "Sesungguhnya Allah telah membeli dari org2 mu'min, diri, harta mereka dengan memberikan syurga utk mereka…"– Surah At-Taubah ayat 111

KITA BERTANYA : KEPADA SIAPA AKU BERHARAP?

QURAN MENJAWAB "Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain dari-Nya. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal. " – Surah At-Taubah ayat 129

KITA BERKATA : AKU TAK DAPAT TAHAN!!!

QURAN MENJAWAB "… ..dan jgnlah kamu berputus asa dr rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dr rahmat Allah melainkan kaum yg kafir." – Surah Yusuf ayat 12

Nota: Peringatan ini saya terima dari sahabat yang prihatin. Silahkan sebarkan peringatan ini untuk ingat mengingati kepada kebenaran.

ALASAN APA LAGI......

ALASAN APA LAGI......?
Tatkala seorang yang kaya raya ditanya.
Mengapa engkau tidak beribadah....?
Sang hartawan beralasan bahwa ia tidak punya waktu untuk beribadah
karena seluruh waktunya dihabiskan untuk mengurusi kekayaanya.
Mungkin ia lupa, bahwa dirinya sebenarnya tidaklah lebih kaya dari
nabi Sulaeman as. Yang justru menjadi semakin bertakwa dengan
bertambah kekayaannya.

ALASAN APA LAGI......

Pertanyaan serupa ditujukan pada seorang karyawan.
Mengapa engkau tidak beribadah....?
Sang karyawan berargumen bahwa ia tidak punya waktu untuk beribadah
karena sibuk dengan pekerjaannya.
Mungkin ia pun lupa, bahwa dirinya tidaklah lebih sibuk dibandingkan
dengan nabi Muhammad saw. yang disamping sebagai kepala negara,
panglima perang, beliau juga seorang pendidik umat.

ALASAN APA LAGI......

Begitupun ketika seorang hamba sahaya ditanya.
Mengapa engkau tidak beribadah....?
Sang hamba sahaya beralasan bahwa ia tidak punya waktu untuk
beribadah karena sibuk melayani majikannya.
Tidakkah ia lupa, bahwa dirinya tidaklah lebih sibuk dan sengsara
dibandingkan dengan nabi Yusuf as?

ALASAN APA LAGI......

Seorang yang sakit ditanya dengan pertanyaan yang sama.
Mengapa engkau tidak beribadah....?
Sang pasien beralasan bahwa ia tidak punya waktu dan tenaga untuk
beribadah karena derita sakitnya.
Cobalah ia ingat, derita penyakitnya itu belumlah seberapanya
dibandingkan dengan penderitaan yang dirasakan oleh nabi Ayub as.

ALASAN APA LAGI......?

Ketika pertanyaan yang sama ditujukan pada seorang yang fakir miskin.
Mengapa engkau tidak beribadah....?
Sang fakir miskin menjawabnya bahwa ia tidak punya waktu untuk
beribadah karena kemiskinannya.
Apakah ia lupa, bahwa ia tidaklah lebih miskin dari nabi Isa as,
yang terpaksa harus memakan dedaunan dan minum air hujan?

ALASAN APA LAGI......

Seorang yang tidak berpendidikan ditanyanya.
Mengapa engkau tidak beribadah....?
Ia beralasan, bahwa ia tidak mampu untuk beribadah karena ilmunya rendah.
Tidakkah ia lupa bahwa nabi Muhammad saw itu tdak bisa membaca dan menulis?

ALASAN APA LAGI......?

Padahal Alloh telah jelas berfirman dalam Al-Qur'an surat Adz-Dzariyat ayat
56: "Tidak semata-mata Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah
kepada-Ku."

Sekarang.............mau alasan apa lagi..........

Eling to mbakyu.........

Belum hilang jejak telapak kaki orang-orang yang mengantarnya ke kubur, seorang hamba (yang telah habis usianya) akan ditanya mengenai empat hal, yaitu hal usianya ke mana dihabiskannya, hal tubuhnya untuk apa digunakannya, hal ilmunya seberapa yang diamalkannya, serta hal hartanya dari mana diperolehnya dan untuk apa dibelanjakannya.” (HR Tirmidzi).

Karunia Allah yang paling berharga yang diberikan kepada manusia adalah usia. Kekayaan dan kekuatan manusia tidak berarti apa-apa jika usia sudah tiada. Menurut Ar Razi, jika hilangnya masa dipahami sebagai hilangnya modal, sedangkan modal manusia adalah usia yang dimilikinya, manusia pun selalu mengalami kerugian. Sebab, setiap saat, dari waktu ke waktu, usia yang menjadi modal utamanya terus berkurang.


Tidak diragukan lagi, jika usia itu digunakan manusia untuk bermaksiat, ia benar-benar mengalami kerugian. Bukan hanya tidak mendapatkan kompensasi apa pun dari modalnya yang hilang, namun lebih dari itu. Apa yang dilakukan dapat membahayakan dan mencelakakan dirinya. Begitu juga jika usianya dihabiskan untuk mengerjakan perkara-perkara yang mubah, ia tetap dikatakan merugi sebab usia sebagai modalnya habis tanpa meninggalkan dan menghasilkan apa pun bagi dirinya.


Untuk itu, usia haruslah dimanfaatkan sebaik-baiknya. Suatu hari, seorang murid bertanya kepada mursyidnya, ”Apa makna usia?” Jawabannya adalah sebagaimana dinyatakan oleh Rasulullah SAW, ”Apabila hari ini amal pekerjaanmu masih sama dengan hari kemarin, berarti kamu merugi. Bila lebih jelek daripada kemarin, terkutuk namanya. Bila lebih bagus, barulah termasuk beruntung.Nah, apakah usiamu yang setiap saat berkurang telah digantikan oleh hal-hal yang lebih baik atau sebaliknya? Di situlah makna usiamu.”


Ada dua hal penting mengapa usia harus mendapat perhatian serius. Pertama, Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban atas usia yang Allah karuniakan. Kedua, usia adalah masa yang menentukan baik buruknya manusia. At Tirmidzi meriwayatkan bahwa ada seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, ”Siapa manusia terbaik?” Beliau bersabda, ”Manusia yang usianya panjang dan dihabiskan untuk kebaikan.” Ia bertanya lagi, ”Siapa manusia terburuk?” Beliau bersabda, ”Manusia yang usianya panjang, namun dihabiskan untuk keburukan.” Wallahu a’lam bish-shawab.